UPT PUSKESMAS CIPAYUNG
Imunisasi adalah salah satu komponen penting dalam memelihara kesehatan si Kecil. Imunisasi mengurangi risiko si Kecil terkena penyakit dengan memanfaatkan daya tahan tubuh alami si Kecil. Setiap tahunnya, imunisasi tercatat telah mencegah 2-3 juta angka kematian akibat penyakit seperti influenza, campak, difteri, dan infeksi lainnya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mendukung Bunda mengimunisasi si Kecil untuk melindunginya dari sejumlah penyakit berbahaya. Selain untuk melindungi si Kecil, imunisasi juga membantu mencegah penularan penyakit pada adik, kakak, dan orang-orang di sekitar si Kecil.
Imunisasi dilakukan melalui pemberian vaksin. Umumnya, vaksin diberikan melalui suntikan, tetapi bisa juga melalui mulut atau penyemprotan hidung. Vaksin tersebut menstimulasi sistem imun si Kecil agar membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Saat mendapat vaksin, sistem kekebalan tubuh si Kecil akan merespons dengan cara:
- Mengenali kuman yang menyerang, seperti virus dan bakteri.
- Menghasilkan antibodi yang diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
- Mengingat penyakit dan cara melawannya, sehingga jika penyakit yang sama menyerang di masa mendatang, sistem kekebalan si Kecil dapat melawannya dengan cepat sebelum si Kecil sakit.
Setelah terpapar vaksin, si Kecil biasanya tetap terlindungi dari penyakit selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
Kapan si Kecil Perlu Diimunisasi?
Jadwal imunisasi yang direkomendasikan WHO dirancang untuk melindungi anak sedini mungkin. Terlebih, anak usia di bawah 5 tahun merupakan salah satu kelompok usia yang dianggap paling rentan terkena sejumlah penyakit berbahaya karena sistem kekebalan mereka belum berkembang sepenuhnya dan kurang mampu melawan infeksi. Oleh karena itu, sangat penting bagi anak-anak untuk divaksinasi pada waktu yang dianjurkan.
Vaksin bekerja melindungi si Kecil sepanjang tahapan usia baik sejak lahir, pada masa kanak-kanak, hingga ia berusia remaja. Bahkan, ada juga vaksin untuk orang dewasa dan lanjut usia. IDAI baru saja mengeluarkan rekomendasi terbaru jadwal imunisasi si Kecil usia 0-18 tahun. Rekomendasi tersebut diterbitkan setelah melakukan pertimbangan terhadap WHO position paper terbaru untuk berbagai vaksin, Permenkes No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, kebijakan Kemenkes, ketersediaan vaksin di Indonesia, dan sejumlah faktor lainnya.
Apa saja vaksin yang diperlukan si Kecil?
Ada beberapa jenis vaksin yang direkomendasikan IDAI untuk si Kecil agar ia terlindung dari penyakit berbahaya. Untuk si Kecil yang baru lahir hingga berusia 2 tahun, mulai dari vaksin Hepatitis B yang diberikan setelah lahir, polio, BCG, DPT, pneumokokus, rotavirus monovalen dan pentavalen, influenza, MR/MMR, Japanese Encephalitis, varisela, hepatitis A, hingga vaksin Tifoid yang dimulai pada usia 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun sekali. Pastikan Bunda berkonsultasi dengan dokter dan tenaga kesehatan terpercaya agar mendapat jadwal imunisasi yang benar untuk si Kecil.
Gejala Normal Setelah Imunisasi
Setelah diimunisasi, terkadang si Kecil menunjukkan gejala seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, dan rewel. Reaksi tersebut umum terjadi dan disebut dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI umumnya akan menghilang dalam 3-4 hari meskipun bisa saja berlangsung lebih lama. Bunda sebaiknya tetap berkonsultasi dengan deokter mengenai gejala KIPI yang timbul. Umumnya, dokter akan memberikan saran-saran seperti mengompres si Kecil, memakaikan baju berbahan tipis, tetap memberinya ASI, dan berbagai tindakan lainnya.
sumber : generasimaju.go.id